Senin, 13 Agustus 2012

Angkringan Khas Jogja

Angkringan, Yap Seperti namanya itu berarti "Ngangkring. Kongkow/nongkrong". Ada juga yang bilang Angkringan itu karena kaki pelanggan suka ngangkring(satu kaki naik ke kursi). Sebenernya eksistensi angkringan udah ada dari jaman Belanda loh, sebagai tempat jualan makanan rakyat yang praktis dan ekonomis.

Bukti adanya angkringan sejak jaman Belanda


Awal kemunculan angkringan sendiri bukan menggunakan gerobak, melainkan menggunakan pikulan sederhana. Penjual angkringan jaman dulu berjalan keliling kampung untuk menjual dagangannya, Angkringan di Yogyakarta dipopulerkan oleh Mbah Pairo. Pendatang dari daerah Klaten sekitar tahun 1950-an.

Angkringan menggunakan pikulan.


Konsep angkringan sendiri merupakan tempat nongkrong yang sangat sederhana yang emang didesain untuk kalangan menengah kebawah. Terbuat dari gerobak sederhana dengan bahan dasar kayu mendominasi bentuk angkringan biasanya memiliki dua roda untuk bisa didorong kemana-mana. Lampu petromak masih menjadi pilihan utama untuk menerangi pelanggan. Keranjang makanan pun sederhana. Biasanya disediakan tikar untuk lesehan oleh penjual angkringan.

Pelanggan yang datang juga tidak jarang menyebut Angkringan dengan sebutan "Cafe 3 Ceret". Karena biasanya menyediakan langsung 3 ceret berisi air panas, air teh dan air jahe. Alat bakaran sederhana juga menghiasi untuk membakar lauk pauk maupun gorengan. 

Konsep sederhana angkringan gerobak.


Menu andalan dari angkringan sendiri adalah nasi bungkus dengan isi yang bervariasi dan dibungkus kecil atau biasa disebut "Sego Kucing". Karena porsinya yang sedikit mirip porsi makan kucing. Terdapat nasi tempe orek, nasi sambal, nasi teri dan masih banyak lagi. Selain itu Terdapat juga bermacam sate, mulai dari sate usus, sate telur puyuh, sate kulit ayam, sate kerang, ceker ayam dan berbagai macam sate lainnya. Gorengan dan baceman pun menjadi pelengkap menu angkringan.

Untuk minuman sendiri, biasanya angkringan menyediakan kopi panas, teh, dan wedang jahe. Salah satu minuman yang terkenal di angkringan Jogja adalah Kopi Joss. Dengan konsep kopi susu/kopi hitam dicampur arang panas, ya arang panas. Cocok untuk menghangatkan suasana malam di jogja yang dingin.

Menu Angkringan.


Untuk masalah harga sendiri tidak perlu khawatir karena makan di angkringan nggak bikin kantong kering. Harga sebungkus Sego Kucing antara 1000 sampai 2000 perak tergantung menu. Sate dihargai 500 sampai 1500 perak sedangkan gorengan dibanderol dengan harga 400perak!

Pelanggan angkringan pun bervariasi, mulai dari tukang delman, tukang becak, sopir bus kota, buruh/kuli, pekerja seniman, budayawan juga tidak ketinggalan karyawan, mahasiswa dan dosen bahkan masyarakat kelas elit berbaur menjadi satu. Inilah ciri khas angkringan, menyatukan suasana dan menghilangkan kasta.

Biasanya pelanggan yang datang sekedar ingin menikmati suasana angkringan khas jogja dengan menikmati hangatnya kopi dan wedang jahe khas jogja. Ada pula yang ngobrol membahas tentang masalah sehari hari sampai masalah yang lagi "hot" di radio maupun televisi.

So, masih ragu atau malu buat makan di angkringan? Harga bersahabat, perut pun terawat.

3 comments: