Ragusa Ice Cream

Menikmati sajian es krim khas Italia sambil nostalgia tempoe doeloe.

Gudeg Asli Yogyakarta

Sajian khas nusantara yang menggoyang lidah dan kaya akan nilai budaya dan sejarah khas Yogyakarta.

Delicious Zuppa Soup

Soup khas perancis yang juga dapat di nikmati di Indonesia. Cocok untuk menghangatkan suasana.

Food Shots

Hunting Makanan khas dari kamera dan kacamata seorang Traveler kuliner handal.

Kifestyle Food

Jadikan makanan sebagai bagian dari gaya hidup sehat anda.

Kamis, 16 Agustus 2012

Bakpia, Sejak Dahulu Tetap Melegenda!

Pernah mendengar kata Bakpia? Pasti pernah. Yap, makanan legendaris khas Jogjakarta ini sangat dinikmati dan ditunggu oleh penikmatnya. Tak kenal musim apapun, Bakpia selalu ada dan menjadi oleh oleh khas Kota Jogjakarta.




Bakpia sendiri berasal dari daratan Cina yang mempunyai arti "Bak" yaitu daging (umumnya daging babi) dan "pia" berarti kue. Selain itu, ada yang berpendapat Bakpia di dataran Cina bernama asli Tou Luj Pia, yang artinya kue pia (kue kacang hijau).

Vakpia sendiri sudah ada di Jogja sekitar tahun 1948. Daerah Pathok, Jogjakarta adalah pembuat asli bakpia. Makanya dikenal dengan nama Bakpia Pathok. Di Jogja sendiri terkenal dengan bakpia pathok 25 atau 75. Pelabelan nama bakpia sendiri berasal dari nomor rumah pembuat bakpia di Daerah Pathok. Karena penduduk daerah Pathok dahulu kala tidak mengenal istilah "merek", oleh karena itu bakpia buatan mereka dinamakan sesuai nomer rumah pembuat bakpia. Dari sejarah itu makanya dinamakan Bakpia Pathok 25 / 75.

Pada awal kemunculannya tahun 1948, bakpia dijual secara eceran/ketengan dengan menggunakan kemasan besek tanpa label. Walau peminatnya masih sedikit, perkembangan bakpia tidak berhenti sampai disitu. Karena memiliki rasa yang khas, banyak produsen bakpia lain yang ikut memproduksi kue bercita rasa manis ini. Sampai akhirnya tahun 1992, bakpia sempat booming dan banyak dicari oleh warga Jogja maupun turis lokal dan asing. Pembuatan bakpia sendiri awalnya menggunakan oven berbahan bakar arang. Tapi seiring perkembangan jaman dan meningkatnya peminat, produsen bakpia beralih menggunakan oven berbahan bakar gas.

Proses Pembuatan



Dalam pembuatan bakpia Pathok ada beberapa tahap yang perlu diperhatikan yakni persiapan proses ( penyiapan bahan baku ), pembuatan adonan, pembuatan kumbu/isi, pencetakan, pemanggangan, pendinginan dan pengemasan.

Pendinginan ini bertujuan untuk menghindari terjadinya pengembunan saat produk dikemas yang dapat mengakibatkan penurunan daya simpan bakpia. Sebab, bila terjadi pengembunan dalam kemasan maka mengakibatkan tumbuhnya jamur.

Pendinginan bakpia dilakukan dengan meletakkan hasil pengovenan di atas tampah dan diletakkan di atas rak pendinginan bertingkat yang terbuat dari kayu. Rak pendinginan tersebut dibuat dlam keadaan terbuka serta tidak dilengkapi dengan penutup,tahap selanjutnya adalah pengemasan

Untuk mengatasi kebosanan pelanggan pada rasa bakpia yang itu itu saja, cita rasa bakpia pun semakin beragam dan bervariasi seiring dengan perkembangan jaman. Kemasan yang lebih menarik menjadi sallah satu daya tarik pelanggan. Sekarang bakpia menjadi oleh oleh wajib saat berkunjung ke Jogja. So, Kalo ke Jogja nggak nyobain nikmatnya rasa khas bakpia pasti bakal rugi banget. Ciao!

Senin, 13 Agustus 2012

Angkringan Khas Jogja

Angkringan, Yap Seperti namanya itu berarti "Ngangkring. Kongkow/nongkrong". Ada juga yang bilang Angkringan itu karena kaki pelanggan suka ngangkring(satu kaki naik ke kursi). Sebenernya eksistensi angkringan udah ada dari jaman Belanda loh, sebagai tempat jualan makanan rakyat yang praktis dan ekonomis.

Bukti adanya angkringan sejak jaman Belanda


Awal kemunculan angkringan sendiri bukan menggunakan gerobak, melainkan menggunakan pikulan sederhana. Penjual angkringan jaman dulu berjalan keliling kampung untuk menjual dagangannya, Angkringan di Yogyakarta dipopulerkan oleh Mbah Pairo. Pendatang dari daerah Klaten sekitar tahun 1950-an.

Angkringan menggunakan pikulan.


Konsep angkringan sendiri merupakan tempat nongkrong yang sangat sederhana yang emang didesain untuk kalangan menengah kebawah. Terbuat dari gerobak sederhana dengan bahan dasar kayu mendominasi bentuk angkringan biasanya memiliki dua roda untuk bisa didorong kemana-mana. Lampu petromak masih menjadi pilihan utama untuk menerangi pelanggan. Keranjang makanan pun sederhana. Biasanya disediakan tikar untuk lesehan oleh penjual angkringan.

Pelanggan yang datang juga tidak jarang menyebut Angkringan dengan sebutan "Cafe 3 Ceret". Karena biasanya menyediakan langsung 3 ceret berisi air panas, air teh dan air jahe. Alat bakaran sederhana juga menghiasi untuk membakar lauk pauk maupun gorengan. 

Konsep sederhana angkringan gerobak.


Menu andalan dari angkringan sendiri adalah nasi bungkus dengan isi yang bervariasi dan dibungkus kecil atau biasa disebut "Sego Kucing". Karena porsinya yang sedikit mirip porsi makan kucing. Terdapat nasi tempe orek, nasi sambal, nasi teri dan masih banyak lagi. Selain itu Terdapat juga bermacam sate, mulai dari sate usus, sate telur puyuh, sate kulit ayam, sate kerang, ceker ayam dan berbagai macam sate lainnya. Gorengan dan baceman pun menjadi pelengkap menu angkringan.

Untuk minuman sendiri, biasanya angkringan menyediakan kopi panas, teh, dan wedang jahe. Salah satu minuman yang terkenal di angkringan Jogja adalah Kopi Joss. Dengan konsep kopi susu/kopi hitam dicampur arang panas, ya arang panas. Cocok untuk menghangatkan suasana malam di jogja yang dingin.

Menu Angkringan.


Untuk masalah harga sendiri tidak perlu khawatir karena makan di angkringan nggak bikin kantong kering. Harga sebungkus Sego Kucing antara 1000 sampai 2000 perak tergantung menu. Sate dihargai 500 sampai 1500 perak sedangkan gorengan dibanderol dengan harga 400perak!

Pelanggan angkringan pun bervariasi, mulai dari tukang delman, tukang becak, sopir bus kota, buruh/kuli, pekerja seniman, budayawan juga tidak ketinggalan karyawan, mahasiswa dan dosen bahkan masyarakat kelas elit berbaur menjadi satu. Inilah ciri khas angkringan, menyatukan suasana dan menghilangkan kasta.

Biasanya pelanggan yang datang sekedar ingin menikmati suasana angkringan khas jogja dengan menikmati hangatnya kopi dan wedang jahe khas jogja. Ada pula yang ngobrol membahas tentang masalah sehari hari sampai masalah yang lagi "hot" di radio maupun televisi.

So, masih ragu atau malu buat makan di angkringan? Harga bersahabat, perut pun terawat.