Pernah mendengar kata Bakpia? Pasti pernah. Yap, makanan legendaris khas Jogjakarta ini sangat dinikmati dan ditunggu oleh penikmatnya. Tak kenal musim apapun, Bakpia selalu ada dan menjadi oleh oleh khas Kota Jogjakarta.
Bakpia sendiri berasal dari daratan Cina yang mempunyai arti "Bak" yaitu daging (umumnya daging babi) dan "pia" berarti kue. Selain itu, ada yang berpendapat Bakpia di dataran Cina bernama asli Tou Luj Pia, yang artinya kue pia (kue kacang hijau).
Vakpia sendiri sudah ada di Jogja sekitar tahun 1948. Daerah Pathok, Jogjakarta adalah pembuat asli bakpia. Makanya dikenal dengan nama Bakpia Pathok. Di Jogja sendiri terkenal dengan bakpia pathok 25 atau 75. Pelabelan nama bakpia sendiri berasal dari nomor rumah pembuat bakpia di Daerah Pathok. Karena penduduk daerah Pathok dahulu kala tidak mengenal istilah "merek", oleh karena itu bakpia buatan mereka dinamakan sesuai nomer rumah pembuat bakpia. Dari sejarah itu makanya dinamakan Bakpia Pathok 25 / 75.
Pada awal kemunculannya tahun 1948, bakpia dijual secara eceran/ketengan dengan menggunakan kemasan besek tanpa label. Walau peminatnya masih sedikit, perkembangan bakpia tidak berhenti sampai disitu. Karena memiliki rasa yang khas, banyak produsen bakpia lain yang ikut memproduksi kue bercita rasa manis ini. Sampai akhirnya tahun 1992, bakpia sempat booming dan banyak dicari oleh warga Jogja maupun turis lokal dan asing. Pembuatan bakpia sendiri awalnya menggunakan oven berbahan bakar arang. Tapi seiring perkembangan jaman dan meningkatnya peminat, produsen bakpia beralih menggunakan oven berbahan bakar gas.
Proses Pembuatan
Bakpia sendiri berasal dari daratan Cina yang mempunyai arti "Bak" yaitu daging (umumnya daging babi) dan "pia" berarti kue. Selain itu, ada yang berpendapat Bakpia di dataran Cina bernama asli Tou Luj Pia, yang artinya kue pia (kue kacang hijau).
Vakpia sendiri sudah ada di Jogja sekitar tahun 1948. Daerah Pathok, Jogjakarta adalah pembuat asli bakpia. Makanya dikenal dengan nama Bakpia Pathok. Di Jogja sendiri terkenal dengan bakpia pathok 25 atau 75. Pelabelan nama bakpia sendiri berasal dari nomor rumah pembuat bakpia di Daerah Pathok. Karena penduduk daerah Pathok dahulu kala tidak mengenal istilah "merek", oleh karena itu bakpia buatan mereka dinamakan sesuai nomer rumah pembuat bakpia. Dari sejarah itu makanya dinamakan Bakpia Pathok 25 / 75.
Pada awal kemunculannya tahun 1948, bakpia dijual secara eceran/ketengan dengan menggunakan kemasan besek tanpa label. Walau peminatnya masih sedikit, perkembangan bakpia tidak berhenti sampai disitu. Karena memiliki rasa yang khas, banyak produsen bakpia lain yang ikut memproduksi kue bercita rasa manis ini. Sampai akhirnya tahun 1992, bakpia sempat booming dan banyak dicari oleh warga Jogja maupun turis lokal dan asing. Pembuatan bakpia sendiri awalnya menggunakan oven berbahan bakar arang. Tapi seiring perkembangan jaman dan meningkatnya peminat, produsen bakpia beralih menggunakan oven berbahan bakar gas.
Proses Pembuatan
Dalam pembuatan bakpia Pathok ada beberapa tahap yang perlu
diperhatikan yakni persiapan proses ( penyiapan bahan baku ), pembuatan adonan,
pembuatan kumbu/isi, pencetakan, pemanggangan, pendinginan dan pengemasan.
Pendinginan ini bertujuan untuk menghindari terjadinya pengembunan saat produk dikemas yang dapat mengakibatkan penurunan daya simpan bakpia. Sebab, bila terjadi pengembunan dalam kemasan maka mengakibatkan tumbuhnya jamur.
Pendinginan bakpia dilakukan dengan meletakkan hasil pengovenan di atas tampah dan diletakkan di atas rak pendinginan bertingkat yang terbuat dari kayu. Rak pendinginan tersebut dibuat dlam keadaan terbuka serta tidak dilengkapi dengan penutup,tahap selanjutnya adalah pengemasan
Pendinginan ini bertujuan untuk menghindari terjadinya pengembunan saat produk dikemas yang dapat mengakibatkan penurunan daya simpan bakpia. Sebab, bila terjadi pengembunan dalam kemasan maka mengakibatkan tumbuhnya jamur.
Pendinginan bakpia dilakukan dengan meletakkan hasil pengovenan di atas tampah dan diletakkan di atas rak pendinginan bertingkat yang terbuat dari kayu. Rak pendinginan tersebut dibuat dlam keadaan terbuka serta tidak dilengkapi dengan penutup,tahap selanjutnya adalah pengemasan
Untuk mengatasi kebosanan pelanggan pada rasa bakpia yang itu itu saja, cita rasa bakpia pun semakin beragam dan bervariasi seiring dengan perkembangan jaman. Kemasan yang lebih menarik menjadi sallah satu daya tarik pelanggan. Sekarang bakpia menjadi oleh oleh wajib saat berkunjung ke Jogja. So, Kalo ke Jogja nggak nyobain nikmatnya rasa khas bakpia pasti bakal rugi banget. Ciao!